REVIEW #1 FILM CHRISYE


Judul               : Chrisye
Genre              : Drama, Biografi       
Sutradara         : Rizal Mantovani                   
Produksi          : MNC Pictures dan Vito Global Visi

Haloo para pembaca. Haloo para penikmat film tanah air. Pasti kalian sudah tidak  asing lagikan mendengar nama Chrisye disebut di jagat raya ini. Sang Legenda Musik Indonesia yang sangat di elu-elukan oleh berbagai kalangan masyarakat karena suara khasnya dan lagu-lagunya yang orisinil tentunya sangat enak didengar. Sejak ia memutuskan untuk berkarir solo nampaknya keberuntungan ini datang kepada sang legendaris dalam waktu singkat nama chrisye melambung tinggi saat menembangkan sebuah lagu karya James F yang berjudul “Lilin-Lilin Kecil”. Hebatnya lagi sepanjang kurun era 1980-an hingga memasuki tahun 2000 nama Chrisye tak pernah tenggelam. Hampir seluruh albumnya disambut baik di Industri Musik Indonesia.
Begitulah sekelibet cerita tentang Chrisye sang musisi legendaris yang namanya tak pernah lekang oleh waktu, banyak masyarakat Indonesia yang masih mendengarkan lagu-lagu pop indahnya bahkan dinyanyikan kembali oleh para musisi Industri musik tanah air. Beberapa waktu lalu MNC Pictures dan Vito Global Visi menggaet Rizal Mantovani untuk meluncurkan film Biopik “Chrisye” yang diperankan oleh Vino G Bastian aktor layar lebar yang tidak diragukan lagi kualitas aktingnya sebagai Chrisye dan Velove Vexia aktris cantik yang tidak pernah sepi tawaran akting film sebagai Damayanti istri Chrisye. Film bergenre Biografi ini menceritakan perjalanan hidup Chrisye sang musisi di mata keluarga dan sahabat yang  tidak banyak diketahui publik. Pasalnya, tak banyak kalangan masyarakat yang menyukai film bergenre biopik seperti ini atau menceritakan kembali seseorang yang sudah tiada, namun film “Chrisye” cukup berhasil memperoleh penonton sebanyak 178.357 penonton hingga akhir tahun 2017. Angka yang cukup lumayan untuk ukuran film seperti ini.

Rizal Mantovani Sang Sutradara Video Klip
Namanya terdengar masyhur ketika diluncurkan film pertamanya yang berjudul Jelangkung. Sebelumnya Rizal Mantovani adalah seorang Sutradara video klip musik yang  cukup dikenal oleh beberapa kalangan masyarakat. Dari tahun 1992 hingga 2007 dia sudah mengerjakan sekitar 200 video musik dan beberapa iklan televisi. Sampai saat ini dia masih aktif menjadi sutradara video klip. Tak puas hanya disitu saja, dia kemudian mencoba menggarap film pertamanya “Jelangkung” bergenre horror yang sukses di Industri perfilman karena banyaknya minat masyarakat terhadap film tersebut. Fim ini dibuat menggunakan kamera “Betacam”, kamera yang biasa dipakai untuk pembuatan video klip musik. Kesuksesannya di film Jelangkung  ini memotivasi Rizal Mantovani untuk terus mengembangkan bakatnya di Industri perfilman. Beberapa film horror ia luncurkan dan tak sedikit mendapat sambutan dari penikmat film tanah air. Pada kesempatan kali ini, Rizal Mantovani mencoba membuat karya baru bergenre biopik berjudul “Chrisye”. Film biografi pertama yang ia garap. Tidaklah mudah dalam menggarapnya, karena Rizal Mantovani akan bersaing dengan sutradara terbaik biopik Hanung Bramantyo, belasan film biografi berhasil digarapnya dengan predikat baik. Semoga film biopik garapan Rizal Mantovani ini hasilnya bagus ya teman-teman….

The Untold Story
“Mimpi, Perjuangan dan Perjalanan Spiritual” itulah yang terlihat dari alur cerita ini. Namun, film ini menurut saya secara keseluruhan menceritakan tentang perjalanan menuju cahaya hidup. Bongkahan-bongkahan perjalanan hidup sang legendaris yang berakhir dengan menemukan jalan terangNya. Film ini diawali dengan mimpi seorang pemuda anak kedua dari 3 bersaudara (chrisye) yang ingin menjadi penyanyi dan musisi hebat namun terhambat oleh keputusan orang tua yang tidak mengijinkannya menjadi seorang penyanyi. Setelah beberapa waktu kemudian ayah chrisye bermimpi lalu merestui keinginan Chrisye menjadi penyanyi. Chrisye yang masih tergabung dengan grup Gipsy memutuskan terbang ke Amerika untuk manggung di cafĂ© milik orang Indonesia di New York hingga saat kabar tentang kematian Vicky, sang adik orang pertama yang hanya percaya pada mimpinya mengharuskan chrisye kembali ke Indonesia. Vino memainkan karakter Chrisye dengan sangat apik, saya pun ikut meneteskan air mata di awal film ini.
Di bagian tengah, lembar barunya dimulai setelah ia memutuskan untuk berkarier Solo. Lagu pertama yang ia nyanyikan berjudul “Lilin-lilin Kecil” lagu ini sempat booming dan sejak saat itu nama Chrisye dikenal seluruh lapisan masyarakat penikmat lagu. Kisah itu bermula ketika ia mengikuti  latihan pagelaran “Untukmu Indonesiaku” di Sanggar Tari Guruh Soekarno Putra. Di sanggar itulah ia bertemu Pujaan Hatinya Gusti Firoza Damayanti Noor atau biasa dipanggil Yanti ini diperankan apik oleh Velove Vexia karakternya yang tegas dan penyayang ini semakin tampak natural seperti karakter asli Yanti yang memang tegas. Saya hampir tidak menemukan kelemahan acting Velove Vexia menjadi Istri Chrisye, Damayanti. Setelah lama berpacaran, Chrisye akhirnya memilih pindah menjadi mualaf dan menikahi Gusti Firoza Damayanti Noor kemudian ia mengganti namanya menjadi Chrismansyah Rahadi. Lika-liku kehidupannya mulai terjal saat dia dan istrinya yang sedang mengandung anaknya mengalami kesulitan ekonomi dan pada saat itu juga Chrisye sedang sepi job karena dia hanya bisa menyanyi. Kemudian atas kerja kerasya ia berhasil mengajak Addie  MS (music arrange) yang diperankan oleh Irsyadillah artis pendatang baru, untuk membuat projek bersama yaitu Albumnya yang pertama. Album pertamanya yang berjudul “sendiri” tidak banyak mendongkrak popularitas dan kesuksesan. Ia pun sempat putus asa, namun tidak sampai disitu saja ia terus berjuang untuk keberhasilannya demi keluarga. Kekuatan Yanti sebagai seorang istri terus menguatkan Chrisye dalam kondisi apapun. Akhirnya pada album keduanya yang berjudul “Aku Cinta Dia” mendapatkan respon besar dari seluruh kalangan masyarakat. Sejak saat itu kehidupannya berubah 180 derajat. Ia menjadi Penyanyi dan Musisi terkenal hingga mancanegara. Pesan-pesan moral yang ingin disampaikan dalam film ini cukuplah jelas. Tentang Perjuangan seseorang meraih keberhasilannya lewat bermusik.


Jujur, saat pertama kali saya menonton film langsung takjub dengan kelihaian Vino Bastian saat memerankan sosok chrisye. Actingnya sangat luwes seolah dia benar-benar chrisye dari mimik wajah, ekspresi pun sangat mirip Chrisye sesungguhnya. Saya sangat menyukai film ini karena banyak hikmah-hikmah yang tersirat di dalamnya salah satunya, seorang Chrisye yang ingin sekali menjadi kebanggaan bagi anak-anaknya, memperlihatkan figur seorang ayah yang baik dan sangat menyayangi anak-anaknya. Kehidupan Chrisye yang tak banyak diketahui publik ternyata adalah seseorang yang patut untuk dijadikan sebagai panutan baik. Di bagian akhir ini saya akan menyorot perjalanan spiritual sang musisi legendaris. Sebenarnya pejalanan spiritualnya itu sudah terlihat sejak awal, dimulai saat ia bertemu sang pujaan hati, Damayanti yang beragama Islam. Damayanti telah membuatnya mulai mencari jati diri keyakinannya. Mata hatinya terbuka dan memutuskan menjadi mualaf. Setelah itu ia menikahi Damayanti dan Chrisye dikenalkan oleh adik sepupu Damayanti, Surya yang diperankan oleh Cholidi Asadil Alam untuk mengajarinya tentang Islam. Di beberapa bagian film, Surya disini berperan untuk memberikan stimulus tentang Islam, sabar dan tawakkal. Tidak lupa Surya juga memberikan motivasi semangat yang dikemas dengan nasehat-nasehat yang mempengaruhi spiritualya. Menurut saya, film ini memiliki keunikan tersendiri dimana ada kisah perjalanan spiritual yang mengalir seiring ia bermusik. Film seperti ini jarang sekali, karena biasanya film yang mengisahkan tentang perjalanan spiritual seseorang selalu diisi dengan kisah yang membosankan dan mudah ditebak. Tapi kali ini berbeda, begitu berkesan.
Setelah menjadi terkenal dan sukses di Industri Musik Indonesia, Chrisye kembali mengalami pergolakan batin dimana ia mendapati kekosongan dalam hatinya. Dia diangkat tinggi-tinggi oleh Allah dan kemudian dihempaskan seketika itu yang membuat Chrisye menjadi bimbang dan galau. Setiap hari resah dan gelisah yang dia rasakan. Dalam film itu diceritakan, setelah melakukan sholat Tahajjud dengan sujud yang panjang ia meminta petunjuk Allah. Beberapa hari kemudian Allah memberikan petujuk padanya melalui sebuah lagu religi yang berbicara tentang Kebesaran Allah yaitu Pengadilan Akhir yang terdapat di Surat Yaasiin ayat 65 ciptaan Taufiq Ismail. Lagu Religi yang berjudul “Ketika tangan dan kaki bicara” telah membuat Chrisye menangis tiap kali akan menyanyikan lagu itu, ia sangat tersentuh dan hatinya seperti ada yang menyiraminya. Dengan ditemani Istrinya, Chrisye pun berhasil menyanyikan lagu itu dengan baik dan keluar dari studio dengan wajah yang berseri-seri. Inilah jawaban Tuhan atas pertanyaan hatinya yang sempat dilanda kegelisahan, pergolakan batin. Dalam film ini, perjalanan tentang Religiusitas sangat ngena dan sangat terlihat jelas disetiap part film Chrisye. Ini yang membuat warna lain dalam cerita kehidupan Chrisye yang untold story. Film ini membuat saya meneteskan air mata dari awal hingga akhir. Penghayatan dalam film ini sangat terasa menyentuh bagi siapa saja yang menontonnya.

Sinematografi Sederhana
Pertama kali melihat film ini, pada awalannya sangat terlihat dari suasana film, latar tempat dan musik settingan dimana radio masih jadi alat informasi andalan, tahun 1972. Setting suasana, latar tempat, pakaian dan musik sudah sesuai dengan jamannya kala itu. Dengan celana panjang yang bawahnya longgar. Rambut gondrong, kriting waktu sempat menjadi trend kaum adam dan hawa di tahun 70-an. Namun, seiring berjalannya waktu beberapa part tidak ada perubahan dari tahun ke tahun. Setting suasana, dan tempat masih seperti suasana di tahun 1972 padahal waktu sudah berganti tahun hingga 5 tahun lebih bahkan 10 tahun yang lalu. Jadi tidak ada bedanya antara tahun 70-han hingga tahun 90-han. Bahkan beberapa part settingan suasana dan latar tempat di tahun 80-an langsung lompat ke settingan suasana era 90-an. Itu menurut saya sedikit mengganjal ditambah dengan beberapa pemain yang mungkin wajahnya tidak mirip dengan pemain aslinya. Seperti, Addie MS yang perankan oleh Irsyadillah terlalu tampan untuk membayangkan seorang Addie MS yang asli begitu juga dengan Erwin Gutawa yang diperankan oleh Andi Arsyil. Selain itu semua para pemain sudah hampir mirip dengan para pemain aslinya. Meskipun saya tahu bahwa memerankan seorang tokoh biografi memanglah tidak mudah, menuntut mereka harus sesuai gerak gerik dan sifat pemain aslinya. Film Chrisye ini sangat sederhana dari seluruh unsur film. Musik Chrisye juga membuat saya salut karena enak didengar dan lirik penuh makna. Musiknya ini juga digunakan sebagai backsound utama latar filmnya. Bahkan ketika saya menulis review ini saya sedang mendengarkan lagu-lagu lama Chrisye. Hebatnya lagi, skenario disetiap jalan ceritanya banyak kejadian menginspirasi seseorang diilhami dari kehidupan pribadi Chrisye membuat saya susah untuk melupakan film ini, bahkan saya mempunyai best moment tersendiri dalam film ini yaitu ketika Chrisye berjuang untuk konser tunggalnya, membuat saya tidak berhenti menarik lembaran tisu dari kotaknya. Tapi Sayangnya, film ini tidak lebih dari 300.000 penonton. Namun tidaklah masalah karena film ini bagus dan sangat layak ditonton, penuh Inspirasi cocok untuk tontonan bersama keluarga. Sukses film Chrisye!!!

Film ini rilis mulai 7 Desember 2017


Comments

Popular Posts