KEMAMPUAN : 3 Karakter Teman dalam Berorganisasi

Pernahkah kalian berorganisasi? Jika pernah seperti apakah organisasi kalian? Bagaimana dengan teman-teman di organisasi kalian? Menyenangkan? Memiliki jiwa pekerja keras? Idealis? Atau bahkan sangat menyusahkan? Apakah kalian sudah mengenal karakteristik mereka satu persatu? Atau kalian hanya mengenal sepertiga anggota organisasi saja? Ya, tentunya kita memiliki cerita bahagia, cerita penting bahkan cerita buruk dalam organisasi. Disini aku hanya ingin berbagi tulisan mengenai bermacam-macamnya karakteristik teman dalam organisasi. Seringkali aku mendapati beberapa masalah dalam organisasi, salah satu masalah yang sangat biasa dan lumrah karena sering terjadi tidak hanya di Organisasiku saja, melainkan di organisasi lain juga seringkali terjadi hal seperti itu. Bagi sebagian orang mungkin bisa memaklumi hal sekecil itu, namun bagiku, itu adalah masalah serius. Ini perkara kesediaan teman seorganisasi  untuk berkorban demi banyak orang, demi kepentingan dan kemajuan kita bersama.
Masalah yang sering kali aku dapati dalam berorganisasi adalah masalah teman. menurutku, ini sangat riskan? Mengapa? Karena organisasi apabila tidak ada anggota di dalamnya dan tidak ada penggerak untuk menjalankan segala aktivitas organisasi, maka bisa dibilang organisasi. Maka organisasi itu sudah mengalami masa kritis bahkan mati. Siapa anggota  dan penggeraknya? aku dan teman-temanku pastinya. Namun disini aku hanya akan lebih berfokus pada kurangnya waktu teman organisasi atau anggota organisasi  dalam aktivitas organisasi karena kesibukan. Kesibukan individu sangatlah memicu masalah satu ini. Ya, benar ini soal waktu dan urusan Individu yang kita semua alami. Tapi bagiku, sesibuk apapun aku, aku akan tetap berusaha keras untuk tidak lantas meninggalkan organisasi tanpa kejelasan. Apalagi di jaman melek teknologi ini, sudah tidak ada lagi kata sulit menghubungi dan dihubungi. Jawaban itu dimataku sangatlah tidak masuk akal.
Perkara tentang anggota organisasi yang tidak dapat bergabung dalam aktivitas organisasi memang sangatlah lumrah, karena setiap anggota organisasi tidak hanya beraktivitas dalam organisasi saja, pastinya mereka memiliki aktivitas diluar organisasi yang lebih banyak, penting dan rumit. Aku memahami itu.
 Pernah suatu hari aku mengalami kekesalan yang sangat mendalam tentang masalah tersebut. Dimana saat itu hanya sekitar 5 orang saja yang dapat menghandle dalam sebuah acara organisasi termasuk aku. Dari 30 anggota organisasi, hanya 5 anggota yang bisa berkontribusi dalam acara itu, disitu saya merasa sedih “sungguh ini sangat memilukan” kemudian sesaat aku sedang kesal, seseorang duduk di sebelahku seraya berkata “Orang itu dikelompokkan menjadi 3, pertama, ada orang yang sudah selesai dengan dirinya. Kedua, ada orang yang belum selesai dengan dirinya dan terakhir ada orang yang masih ragu, bingung dan bimbang.” Seketika aku langsung menoleh seseorang yang berada di sebelahku dalam hati bertanya-tanya tidak mengerti apa yang orang itu katakan. Dia pun meneruskan,”maksudnya adalah untuk kelompok pertama, seseorang yang sudah selesai dengan dirinya yaitu seseorang yang sudah professional dan bijak dalam berorganisasi, dia akan rela mengorbankan apapun demi kepentingan bersama. Kedua, orang yang belum selesai yaitu seseorang eksklusif dimana dia hanya mementingkan kepentingan dia sendiri oleh karena itu dia akan susah jika akan melakukan kegiatan apapun. Dia hanya berfikir bahawa kegiatan organisasi yang dia kerjakan tidaklah penting dan tidaklah ada manfaat untuk dirinya. Dan yang terakhir, orang yang masih ragu, bingung dan bimbang yaitu seseorang yang cenderung memiliki dua sisi. Pasti dia akan mememprtimbangkan lama-lama antara dua sisi tersebut. Di satu sisi dia harus membantu kegiatan organisasi, tapi disisi lain kesibukannya jauh lebih penting bagi dirinya.” Kemudian seseorang berada disebelahku berhenti menjelaskan lalu menepuk punggungku keras-keras, berdiri kemudian pergi meninggalkan tempatnya tanpa mengucap salam.
Penjelasan yang sangat singkat namun kembali membuatku berpikir dan mencoba mencari penguat dalam perkataannya tersebut. Karena saat itu aku berpendapat bahwa hakikat orang itu memiliki pemikiran masing-masing dan memiliki haknya masing-masing dalam mengerjakan aktivitasnya dan sudah pasti akan berbeda-beda tujuannya. Setelah berminggu-minggu mencari penguat perkataan seseorang disebelahku itu akhirnya aku mendapatkan jawabannya disebuah seminar motivasi, pada saat itu pembicara membacakan potongan ayat Al Qur’an Surah Huud ayat 93 yang berbunyi : وَيَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ yang artinya “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Ayat ini memiliki tafsir sangat mendalam. Pembicara itu menjelaskan bahwa yang dimaksud “berbuatlah menurut kemampuanmu” yakni tidak sekedar seseorang melakukan sesuatu sesuai kemampuanya, namun lebih dari itu, “sesuai kemampuan” disini ialah setinggi tingkat kemampuan yang seseorang miliki, jadi tidak hanya sesuai kemampuan saja melainkan lebih dari itu. Seluruh kemampuan dan asa dia kerahkan semua itulah yang dinamakan setinggi puncak kemampuan manusia.
Dari situ, aku mulai mengerti bahwa karakteristik seseorang atau teman dalam berorganisasi yang hakikatnya berbeda-beda dapat ditaklukkan hanya dengan setinggi tingkat kemampuan yang ia kerahkan. Sejak saat itu, aku mulai berdamai dengan semua permasalahan organisasi yang ada karena semua itu kembali pada diri kita masing-masing untuk bagaimana menyikapinya dengan bijak.
Semoga Bermanfaat

Comments

Popular Posts